Let's Be Brave and Just Do It
"Too many of us don't come close to our capacity because we are too afraid of making a mistake."
Jim Kwik, Limitless.
Tidak benar kalau aku malah bilang aku gak pernah takut atau selalu berani melakukan sesuatu. Karena nyatanya ada banyak hal yang aku takutkan dan membuatku menahan diri melakukan sesuatu. Apakah itu baik? Sayangnya jawabanku tak pernah sama sepenuhnya ia atau tidak. Namun belakangan ini, aku rasa ada sebuah hal yang menarik untuk aku ceritakan. Khususnya setelah aku mengamati kecenderungan kita untuk menahan diri ketimbang mencoba melakukan sesuatu, bahkan ketika itu hal yang baik.
Ada masa ketika kita tak mengenal takut dan khawatir untuk melakukan sesuatu. Waktu itu rasa penasaran dan ingin tahu mendorong kita melakukan hal-hal baru yang menakjubkan. Tubuh-tubuh mungil kita melemparkan telur mentah, mencoret tembok, menumpahkan air, melompat ke kubangan kotor, hingga hal-hal yang nampak beresiko tapi secara aneh terasa memuaskan. Anak-anak memiliki semangat dan pengalaman-pengalaman itu hingga sesuatu yang traumatik menahannya untuk mencoba hal-hal fantastis.
Mungkin kita dimarahi, ditertawakan, ditekan dengan beberapa tanntangan. Tapi sebetulnya berapa banyak dari kita yang ditendang dari rumah setelah menggambar dinosaurus di tembok depan rumah? Berapa banyak dari kita yang dikeluarkan dari sekolah setelah menampilkan hasil karya kita yang agak kurang oke dibanding pekerjaan anak lain? Berapa banyak dari kita yang jadi melarat setelah tidak laku menjual gorengan di sekolah? Skenario buruk seperti itu sebenarnya mungkin tidak pernah kita alami. Karena meskipun kita tidak berhasil setelah mencoba membuat sesuatu yang indah, menyajikan sesuatu yang menarik, atau menghasilkan sesuatu yang berharga, kita tidak mendadak bangkrut dan menderita seumur hidup.
Kita beralih dari teori ke cerita perjalanan hidupku yang menarik (buatku). Meskipun agak memalukan, kesalahan memberikan kita sebuah anak tangga menuju keadaan yang lebih baik. Dan ada banyak sekali kegagalan yang aku alami dalam berbagai hal. Berikut aku sajikan sebagian daftarnya:
- Tidak berhasil berjualan asesoris, karena tak ada yang mau beli.
- Tidak berhasil membuat lem dari getah durian (serius kelihatannya seperti gel dan langket sehingga aku sempat mengira ini bagus untuk lem), cairannya berbelatung setelah tiga hari.
- Tidak berhasil jadi juara siswa berprestasi dengan perbedaan hanya 2/100 poin dengan pemenangnya, karena lupa memberikan paper ketika presentasi karya sains.
- Tidak berhasil berteman baik dengan yang lain karena dulu aku terlalu frontal.
- Tidak berhasil menanam pisang karena aku menanam jantungnya.
- Tidak berhasil membentuk komunitas karena dulu aku tak mengerti prinsipnya bagaimana.
- Tidak berhasil memimpin organisasi sesuatu karena aku belum bisa berempati.
- Tidak berhasil mendaftar ke sekolah impian karena salah memasukan data diri.
- Tidak berhasil menulis blog karena dulu aku tak pernah bisa konsisten.
- Tidak berhasil membangun profitable website karena tidak mengerti SEO.
- Tidak berhasil membudidayakan cabai karena biji-bijinya tak pernah berkecambah.
- Tidak berhasil membuat shared ebook management system, karena aku pernah tidak teliti menghilangkan file cadangan kode program yang kubuat.
- Tidak berhasil membuat hidroponik karena aku (dan teman-teman) menanam tumbuhan kering (bawang) dalam pot hidroponik.
- Tidak berhasil melakukan bisnis MLM karena dulu aku sembarangan ikut.
- Tidak berhasil ujian bernyanyi di kelas seni budaya karena aku tak tahu bagaimana aku harus bernyanyi.
- Tidak berhasil memenangkan juara lompat jauh karena dulu aku tidak bisa melakukan latihan yang tepat.
- Tidak berhasil dalam kelas kalkulus karena belum tahu cara belajar yang benar.
- Tidak berhasil menjalin koordinasi dengan seorang dosen karena tidak tahu caranya berkomunikasi dengan dosen secara tepat.
- Tidak berhasil mendaftar volunteer karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan posisi yang kita apply.
- Tidak berhasil mengelola sosial media organisasi karena aku belum tahu bagaimana mengelola sumber daya dalam tim.
- Tidak berhasil dalam suatu hubungan pribadi karena aku dulu tidak tahu caranya berkomunikasi yang baik secara emosional.
- Tidak berhasil dalam mengajar karena tidak bisa menemukan apa tepatnya kesulitan murid yang menghalanginya memahami materi pembelajaran.
- Tidak berhasil memenuhi target penjualan danus karena tidak tahu bagaimana melakukan perencanaan dan penjualan danus di kampus.
- Tidak berhasil menjual produk karena aku tak paham dengan nilai jual dan segmen pasarnya.
- Tidak berhasil mendirikan start up bersama teman karena kami tak paham pengujian hipotesis model bisnis.
- Tidak berhasil berinvestasi di pasar modal karena aku tidak punya tujuan yang jelas.
- Tidak berhasil mengajukan topik penelitian karena dulu tidak tau dasar teori yang memadai.
- Tidak berhasil memenuhi target penjualan karena tidak memiliki strategi penjualan yang baik.
Serius! Ada masih banyak lagi ketidakberhasilan yang kulakukan. Mungkin kamu juga demikian, atau justru sama sekali tidak banyak mendapati ketidakberhasilan. Tapi lucunya, meski sempat meresahkan, saat ini aku senang telah mengalami ketidakberhasilan itu.
Secara khusus, aku menyebutnya "Tidak Berhasil" karena pada saat itu terjadi, nampak seperti sebuah kegagalan yang tak bisa diperbaiki. Sebagian kecil memang tidak bisa diperbaiki, karena capaian itu sudah kadaluarsa dan hal yang aku kejar ikut berubah. Tapi yang lebih menarik, tidak sedikit dari ketidakberhasilan yang aku tulis di atas muncul menjadi loncatan untuk suatu keberhasilan (kecil maupun besar) yang saat ini telah atau sedang aku alami.
Membuat kesalahan adalah meletakan balok di bawah kaki kita. Kita menyayangkan hal itu, namun menginjaknya untuk naik lebih tinggi. malakukan beragam kesalahan jelas lebih baik daripada melakukan sedikit kesalahan. Jika kita tidak mencoba dan mengabil resiko untuk tidak berhasil, kemungkinannya kita akan cenderung terjebak dalam permasalahan yang sama dan melakukan kesalahan yang sama pula. Quite boring, isn't it?
Untukku sendiri, ada kondisi dimana aku takut mencoba. Umumnya itu terjadi saat terlalu memikirkan perkataan orang lain, terlalu sering memperhatikan hal buruk, dan terlalu khawatir dengan yang tidak di
ketahui. Tapi kenyataannya saat kita coba melakukan apa yang hati kecil kita inginkan untuk menjadi lebih baik, biasanya tidak seburuk yang aku pikirkan. Bahkan jika usaha itu tidak berhasil, rasanya tetap baik-baik saja.
Dibanding menahan diri, jauh lebih menyenangkan dan membebaskan ketika kita melakukan sesuatu yang sangat ingin kita coba. Ketidakberhasilan yang sangat mungkin kita hadapi nyatanya tidak membuat kita menjadi seseorang yang lebih buruk. Tapi kesempatan yang kita lewatkan seringkali menyisakan penyesalan yang berlarut-larut.
Sangat luar biasa rasanya memilih menjadi berani dan mencoba melakukan sesuatu. Dan aku sangat ingin mengajakmu bergabung dalam petualangan luar biasa ini. Aku ingin mengajakmu mencari ketidakberhasilan sedini mungkin sebagai tabungan untuk menumpuk pijakan kita menuju keberhasilan. Menurutku, ini saatnya kita mencoret satu per satu daftar panjang ketakutan kita dan menambah daftar panjang ketidak berhasilan kita. Saatnya menginvestasikan keberanian kita. Lakukan sesuatu!
Komentar
Posting Komentar